Sebelumnya, Kamis 15/02 malam telah dilangsungkan ibadah
pembukaan sekaligus ibadah ucapan syukur ulang tahun ke 77 Gereja Pentakosta.
Sebagaimana kita ketahui Gereja Pentakosta
ada di bumi Indonesia sejak 12
Februari 1941 yang didirikan oleh Pdt. Ev. Lukas Siburian. Pendeta Diane, dengan penuh haru mengenang kembali
sosok Alm. Ayahnya yakni Pdt. Ev. Lukas Siburian yang penuh dedikasi,
pengorbanan, dan mencurahkan seluruh hidupnya
untuk Gereja Pentakosta tandasnya.
Selain rapat-rapat, ibadah malam, ibadah subuh dan senam
pagi, RAPENG ini juga menjadi ajang konsolidasi dan memantapkan program-program
yang akan dilaksanakan kedepan di tempat pelayanan masing-masing.
Sementara itu ditempat terpisah juga di adakan pembekalan
buat peserta retreat muda-mudi Gereja Pentakosta. Rapeng dan juga retreat muda-mudi yang di
ikuti sekitar 500 orang itu, pada Sesi pertama Jumat 16/02 tentang “NARKOBA dan
Penyalahgunaannya” yang disampaikan oleh Pdt. M. Hutabarat, SH, S.Th. Dijelaskan bahwa sekarang ini Sumatera Utara
sudah masuk pada level “Darurat Narkoba”, dan tentunya ini sangat
mengkuatirkan. Saat ini NARKOBA mudah didapat dan ada disekitar kita. Pendeta Hutabarat menjelaskan NARKOBA
(singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan Adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia dapat mengubah
pikiran, suasana hati, dan prilaku seseorang. NARKOBA dapat menimbulkan
ketergantungan dan kematian. Dan sekarang ini berbagai modus operandi dilakukan
guna pengedaran NARKOBA tersebut, dan sasarannya generasi muda. Itu sebabnya
muda-mudi harus lebih hati-hati dan menyikapi
perkembangan media sosial lebih bijak. Dan yang amat penting muda-mudi Gereja
Pentakosta harus bebas dari NARKOBA paparnya. Sesi kedua dibawakan oleh Pdm. B.
Simamora, MM tentang “Menara karir” khususnya buat yang masih sekolah dan
kuliah. Pada sesi ketiga Pdt. Ir. Eben
Marbun menyampaikan materi tentang “Love, Sex, and Dating”. Dipaparkan bahwa Love
(cinta) adalah anugerah Tuhan bagi manusia. Anak-anak Tuhan harus ikut proses,
jangan dipaksakan, mengalir dan bertumbuh lewat proses. Lebih jauh dijelaskan
bahwa Sex, Dating harus dipahami dalam terang Firman Tuhan, hindari nafsu orang
muda, jangan membangkitkan sebelum waktunya, bergaul dalam etika Kristen,
jangan sama seperti dunia, jadilah garam dan terang dunia.
Selain ceramah peserta retreat muda-mudi juga disuguhkan
dengan berbagai games out door yang semuanya ditujukan untuk membangun kebersamaan,
kerja sama, keseimbangan, dll. Dari pantauan, semua peserta retreat menikmati
acara demi acara dengan antusias. Dan pada saat pesan dan kesan muda-mudi
mengharapkan supaya acara seperti ini terus digalakkan bahkan yang lebih besar
lagi. Hal yang sama juga disampaikan Pdt. K. Siahaan dan Pdt. H. Siburian
mewakili Pimpinan Daerah dan Gembala Sidang dan mendukung kegiatan muda-mudi
Gereja Pentakosta. Sementra itu SEKJEN Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta
mengatakan keikutsertaan muda-mudi berdaya guna untuk melanjutkan pelayanan
masa depan Gereja Pentakosta dan perlu berkesinambungan untuk masa yang akan
datang. Pdt. Joel Nababan, S.Th ketua Biro Pemuda Gereja Pentakosta
mengungkapkan bahwa animo muda-mudi demikian tinggi dan itu terlihat banyaknya
muda-mudi yang hadir dan perlu juga di adakan follow up.
Turut serta hadir dalam RAPENG dan retreat muda-mudi
Gereja Pentakosta ini: Pdt. R. Panjaitan, S.Th, Pdt. E. Sinaga, S, Pd, Pdt. MP
Rajagukguk, Pdt. T. Siburian, Pdt. Jarampang Hutauruk, Pdt. E. Nainggolan, Pdt.
B. Panjaitan, Pdt. E. Simanjuntak, Pdm. B. Br Purba, Pdt. B. Simbolon, Pdt. R.
Pakpahan, S.Pak, S.Th, Pdt. H. Sitohang, Gr. Ir. Hoklin Sihombing, S.Th, serta
seluruh pengurus pusat lainnya.
Sabtu 17/02 Pdt. Ev. Diane Evapora Siburian, S.Th selaku Ketua
Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta menutup sekaligus memimpin ibadah penutupan
RAPENG dan Retreat Muda-mudi Gereja Pentakosta. Ketua PPGP mengajak seluruh
peserta yang hadir khususnya hamba-hamba Tuhan Gereja Pentakosta untuk meneladani
Tuhan Yesus dalam hidup dan pelayanannya. Sebagaimana Yesus katakan “Tidaklah demikian di
antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:43-45). Hamba Tuhan Gereja Pentakosta pun dipanggil bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani kata Pdt. Diane dalam khotbahnya di ibadah
penutupan tersebut.
By: Pdt. Joel Nababan, S.Th (Ketua Biro Pemuda Gereja Pentakosta)
Catatan; Tulisan ini sudah terbit di Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) Jumat, 23 Februari 2018 hal 12
FOTO MOMENTUM
2. Senam Pagi
3. Zona Games