Doa 10 malam bagi kalangan Pentakosta khusunya tentu bukanlah sesuatu yang asing. Setiap tahun setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, maka kalangan Pentakosta di belahan dunia akan berkumpul di gereja untuk melaksanakan doa 10 malam. Tradisi ini sesungguhnya bukanlah tanpa alasan. Dimana Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke sorga, Ia berpesan kepada para muridNya supaya jangan meninggalkan Yerusalem sebelum janji Bapa digenapi ( Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang
mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ
menantikan janji Bapa, Kisah Para Rasul 1:4). Janji Bapa yang dimaksud adalah janji pencurahan Roh Kudus, karena memang pencurahan Roh Kudus akan terus terjadi di tengah-tengah dunia, sebagaimana yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:39 "Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang-orang yang masih jauh, yaiut sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita".Perhatikan dengan baik kalimat yang dihitamkan dan digaris bawahi; kamulah, anak-anakmu bahkan orang-orang yang masih jauh.
Doa sepuluh malam sesungguhnya bukanlah satu-satunya momen dimana Tuhan mencurahkan Roh Kudusnya, karena memang setiap saat Bapa bisa mencurahkan RohNya. Namun bagi kalangan Gereja Pentakosta doa 10 malam menjadi momen spesial, kesempatan khusus untuk meminta pencurahan Roh Kudus.
bersambung
by: Pdm. Joel Nababan, S.Th
bersambung
Doa 10 Malam di Gereja Pentakosta Mandala
Gereja Pentakosta Mandala sebagai bagian dari Gereja Pentakosta, tidak ketinggalan juga dalam melaksanakan ibadah doa 10 malam. Dalam doa 10 malam yang sudah berlangsung 4 malam tersebut dihadiri lebih kurang 40 jemaat dan juga hamba-hamba Tuhan. Dalam doa 10 malam ini ada kerinduan yang begitu mendalam dalam diri setiap jemaat Tuhan untuk merasakan jamahan Tuhan dalam hidup mereka, bahkan tentunya dengan harapan Tuhan mencurahkan karunia-karunia RohNya atas mereka. Dalam ibadah doa sepuluh malam ini juga turut serta hadir bapak Pdt. Ev. Drs. KR. Siburian, S.Th, selaku Sekjen Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta.
by: Pdm. Joel Nababan, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar