Dalam
kalender gerejawi Minggu ini adalah hari raya Pentakosta, yang Walau pun dalam pelaksanaannya hari raya
Pentakosta gaungnya tidak seperti perayaan-perayaan lainnya semisal; Natal,
Paskah yang kita rayakan setiap tahunnya
dengan cukup meriah dan antusias. Hal
itu tidak berarti bahwa hari raya Pentakosta tidak memiliki peran yang penting
dalam sejarah perkembangan gereja di muka bumi ini.
Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tujuh hari raya
bagi bangsa Israel yakni: Hari Raya Paskah,
Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Buah Sulung, Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Peniupan
Nafiri, Hari Raya Pendamaian dan Hari Raya Pondok Daun. Hari Raya Pentakosta
yang dalam bahasa Ibrani disebut Shavuot, arti
harafiah "Minggu-minggu" adalah sebuah hari raya pengucapan syukur
bagi bangsa Israel atas hasil panen gandum. Pesta itu dirayakan selama tujuh
Minggu setelah hari Paskah. Juga dikenal dengan nama Hari raya Tujuh Minggu Ulangan 6:10.
Dalam tradisi bangsa Israel, Pada
hari ini, orang-orang Yahudi datang dari segala penjuru dunia ke Yerusalem untuk merayakan Shavuot atau Festival
panen raya. Pada awalnya bangsa Israel merayakan hari raya Pentakosta
untuk memperingati peristiwa turunnya hukum taurat di gunung Sinai. Jadi dalam Perjanjian
Lama, umat Israel menghayati hari raya Pentakosta sebagai “pencurahan” berkat-berkat
Allah di dalam kehidupan mereka, dimana berkat-berkat Allah tersebut dinyatakan secara
spiritual dalam bentuk firman Allah yaitu Taurat, dan berkat Allah secara
jasmaniah berupa makanan yang ditumbuhkan oleh Allah melalui hasil panen. Sementara dalam bahasa Yunani
istilah Pentakosta berasal dari kata “Pentakoste”
yang berarti hari yang kelimapuluh (50). Hari Raya Pentakosta
dulunya adalah merupakan perayaan dari agama Yahudi dan sekarang diadopsi oleh
umat kristiani (Gereja Barat dan Gereja Timur) dengan merubah maknanya.
Dan pada pertengahan atau akhir abad II Masehi umat kristiani
mulai merayakan Pentakosta sebagai perayaan keristen. Pesta itu menjadi perayaan
peringatan akan turunnya Roh Kudus atas jemaat Kristen di Yerusalem,
sebagaimana yang diceritakan di Kisah Para Rasul 2, pada hari kelimapuluh
sesudah Yesus bangkit dari antara orang
mati (Paskah). Sebagai mana dalam Perjanjian Lama, bahwa perayaan Pentakosta
dihayati sebagai pencurahan berkat-berkat Allah atas bangsa Israel, demikian
juga halnya dalam Perjanjian Baru perayaan Pentakosta juga dihayati sebagai
pencurahan berkat-berkat Allah atas orang percaya yakni turunnya Roh Kudus atas
orang percaya di Yerusalem.
Memaknai Hari Raya Pentakosta, ada beberapa hal yang
perlu kita renungkan antara lain:
1.
Lahirnya Gereja Tidak Terlepas dari Peristiwa
Pentakosta
Gereja yang dalam
bahasa Yunani dipakai kata ekklesia yang
artinya persekutuan dari orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam terangNya yang ajaib (1 Petrus
2:9-10). Singkatnya gereja adalah persekutuan orang-orang percaya.
Hadirnya Gereja di tengah-tengah dunia
ini tidak terjadi dengan sendirinya. Gereja ada bukan karena dirinya
sendiri atau pun karena orang lain.
Gereja hadir di tengah-tengah dunia semata-mata karena karya Roh Kudus, lewat
peristiwa Pentakosta yang terjadi di kota Yerusalem ribuan tahun yang lalu.
Pencurahan Roh Kudus atas orang percaya menjadi titik awal lahirnya Gereja di
tengah-tengah dunia ini. Alkitab mencatat pasca pencurahan Roh Kudus ke dunia
ada perubahan yang cukup signifikan terhadap orang percaya. Mereka menjadi
komunitas orang percaya yang dipersatukan oleh roh Kudus. Pada saat peristiwa
pentakosta itulah persekutuan orang percaya mulai terbentuk. Komunitas orang
percaya itu terus mengalami perkembangan. Di awali dari 120 orang yang hadir
dalam peristiwa pentakosta, bertambah lagi 3000 jiwa dan pada akhirnya oleh
karena tuntunan dan pertolongan Roh Kudus, kehadiran Gereja pun menjalar
keberbagai belahan dunia (ke ujung bumi). Roh Kudus menjadi penentu dinamika
dan pertumbuhan Gereja. Gereja ada, bertumbuh dan berkembang semata-mata oleh
Karen Roh Kudus.
2.
Peristiwa Pentakosta Merupakan
Penggenapan Akan Janji Tuhan Yesus.
Menjelang
kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, Ia berpesan supaya para murid-murid jangan meninggalkan Yerusalem, karena di kota
itulah Yesus akan menggenapi janjiNya. Dalam "Lukas 24:49 Yesus mengatakan “Dan Aku akan mengirim
kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota
ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.".
Selanjutnya. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan “Tetapi
kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksiku di Yerusalem, dan di seluruh
Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi.” Janji ini disampaikan Yesus
saat-saat dimana Ia mau terangkat kesorga.
Jauh sebelum Tuhan Yesus terangkat kesorga, jauh-jauh hari Ia juga sudah
menyampaikan janji-janjiNya kepada para murid tentang kedatangan Roh Kudus. Dalam
Yohanes 14:16 Tuhan Yesus
berkata: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu”. Yesus juga
mengatakan “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu.” (Yohanes 14:26).
Semua
janji-janji yang disampaikan oleh Tuhan Yesus ini digenapi pada peristiwa
Pentakosta, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para rasul 2:4 dikatakan “Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus”. Penggenapan janji-janji Tuhan Yesus ini
tentunya tidak hanya terjadi pada peristiwa pentakosta pertama saja. Pencurahan
Roh Kudus atas orang percaya akan terus terjadi selama orang percaya (Gereja)
masih berada di tengah-tengah dunia ini. Sebab tanpa Roh Kudus Orang Percaya
tidak bisa berbuat apa-apa. itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul 2:39 dikatakan “Sebab
bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh,
yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
3.
Peristiwa Hari Pentakosta Sebagai
Pencurahan Berkat-berkat Allah.
Sebagaimana
dijelaskan di atas, bahwa peristiwa pentakosta dihayati sebagai pencurahan
berkat-berkat Allah atas umatNya baik secara jasmani maupun secara
spiritual. Secara jasmani berupa makanan
yang ditumbuhkan oleh Allah melalui hasil panen. Sementara berkat secara
spiritual, melalui bentuk Firman Tuhan yakni Taurat. Dan dalam kontek
Perjanjian Baru Allah mencurahkan berkatnya lewat peristiwa pencurahan Roh
Kudus. Dimana lewat pencurahan Roh Kudus, Allah memberikan “kuasa” (Dunamos) kepada orang percaya Kisah Para
Rasul 1:8). Dunamos artinya power
atau kekuatan yang dasyat. Ada suatu kekuatan yang dasyat yang menggerakkan
murid-muris/orang percaya untuk melakukan sesuatu dan kekuatan itu berasal dari
Roh Kudus. Ini bukanlah sekadar kekuatan
atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang
bertindak (Aktif). Kuasa ini juga yang memberikan keberanian untuk bersaksi
tentang Yesus dan karyaNya. Tentunya ini menjadi berkat-berkat yang tidak ada
tandingannya bagi orang percaya. SELAMAT HARI RAYA PENTAKOSTA. (Penulis adalah Ketua Biro Pemuda Gereja
Pentakosta, dan aktif melayani di Gereja Pentakosta Mandala-Medan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar