Hidup kita ini adalah kehidupan
yang senantiasa diperhadapkan kepada kumpulan pilihan-pilihan. Ketika kita
bangun pagi hari, apakah kita memilih SATE
(Saat Teduh) dulu atau KOPI? (mama
mana kopi saya? Atau mama mari kita SATE..).
Ibu-ibu yang ingin berbelanja tentunya
harus memilih menu yang akan dihidangkan nantinya, makanan-makanan yang
berbau kolestrol atau non kolestrol. Engkau sebagai anak muda, ketika ingin
memilih pasangan hidup, engkau mungkin berkata, saya harus mempunyai pasangan
hidup yang postur tubuhnya seperti gitar Spanyol yang memiliki lekak-likuk yang
indah, atau para pemudi berkata kalau
saya memilih calon suami yang punya pribadilah;
punya mobil pribadi, rumah pribadi, apartemen pribadi, hotel pribadi dll.
Tentunya semua pilihan-pilihan itu mempunyai konsekuensi itu sebabnya orang bijak berkata “PILIHAN
ANDA HARI INI MENENTUKAN PERJALANAN HIDUP ANDA SELANJUTNYA”.
Pembacaan kita kali ini berbicara
tentang pilihan. Setelah Yosua panjang lebar menyampaikan bagaimana perbuatan
Allah dimasa lalu, Yosua kembali memperjelas/mempertegas komitmen bangsa Israel
tentang siapa seharusnya mereka sembah. Yosua harus mengetahui kepada siapa bangsa
Israel beribadah. Itu sebabnya dalam ayat 15 dikatakan “Pilihah pada hari ini (penegasan) kepada siapa kamu beribadah”. Selanjutnya untuk mempertegas komitmen Yosua
kepada Allah, dengan tegas ia berkata “TETAPI
AKU DAN SEISI RUMAHKU, KAMI AKAN BERIBADAH KEPADA TUHAN”. Dan luar biasanya
bangsa Israel juga menyampaikan komitmen mereka dengan tegas dalam ayat 18 “KAMI PUN AKAN BERIBADAH KEPADA TUHAN,
SEBAB DIALAH ALLAH KITA”.
Bapak/I saudara/I yang dikasihi
Tuhan Yesus Kristus, yang jadi pertanyaan bagi saya, mengapa Yosua, bangsa
Israel mempunyai komitmen yang tegas untuk “MEMILIH BERIBADAH KEPADA TUHAN”. Ada beberapa alasan mengapa Yosua,
bangsa Israel MEMILIH BERIBADAH KEPADA
TUHAN:
1. Allah
yang Menuntun Hidup Mereka (ayat 17)
Hal ini
fakta yang tidak bisa dipungkiri oleh bangsa Israel. Sejak bangsa itu
dikeluarkan Allah dari tanah perbudakan (Mesir), sampai ke tanah Kanaan tidak
lepas dari tuntunan Allah yang luar biasa. Dan di dalam tuntunan Allah yang
luar biasa itu tidak sedikit tantangan, hambatan yang dialami, baik dari alam maupun bangsa-bangsa yang akan
mereka lalui. Tetapi pada akhirnya bangsa itu sampai ke tanah kanaan.
Jemaat
yang dikasi Tuhan, kata “MENUNTUN”
tentunya sangat dipahami oleh orang tua yang mempunyai anak dan mereka-mereka
yang senang akan dunia anak. Contoh; ketika bapak/I melatih seorang anak
berjalan tentunya si anak ada dalam control bapak/I secara penuh, sesekali
mungkin tangan kita, kita lepas dan
ketika sianak ingin jatuh, dengan sigap kita menangkapnya.
Seekor
induk burung rajawali, ketika ingin melatih anaknya terbang, begitu ekstrim.
Induk rajawali akan terbang tinggi dan secara tiba-tiba dari tempat ketinggian
itu ia menghempaskan tubuhnya yang ratusan kilo itu kesarangnya sehingga sarang
itu hancur berantakan, dan dengan tiba-tiba pula sang induk akan membawa
anaknya terbang tinggi dan dari tempat ketinggian itu sang induk melepaskan
anak burung rajawali dan luar biasanya sebelum sianak tersebut terhempas
ketanah, secara cekatan sang induk kembali mencengkram dan membawanya terbang
tinggi, demikian seterusnya sampai sang anak burung rajawali bisa terbang
sendiri.
Saudara-saudara
hidup kita ini tidak lepas dari tuntunan Allah yang luar biasa. Tuntunan Allah
atas hidup kita, tidak membuat hidup kita tenang-tenang saja, bebas hambatan,
tidaaak……. Kadang kala juga Allah menuntun kita lewat duri-duri yang begitu
ekstrim yang seolah-olah Allah membiarkan kita. Tetapi ingat Allah tidak akan
pernah membiarkan engkau jatuh sampai tergeletak haleluya…………. (Bd Mazmur
37:24)
2. Allah
Melakukan Tanda-tanda Mujizat (ayat 17)
Begitu
banyak mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Allah ditengah-tengah bangsa itu,
mulai dari keluarnya bangsa itu dari
tanah perbudakan , pembelahan laut Teberau, mengubah air pahit menjadi
manis (di Mara dan Elim), hujan roti, burung puyuh, dll. Dan mujizat-mujizat ini dilakukan oleh Allah
di depan mata mereka sendiri. Artinya? Bahwa mujizat itu bukanlah hanya sebuah retorika, hanya sekedar
mengenakkan teliga, tetapi merupakan nyata, itu sebabnya ada pujian berkata
“KETIKA KU BERDOA MUJIZAT ITU NYATA”
haleluyaaaaaa.
Dan apakah mujizat itu terjadi hanya dalam perjalanan hidup bangsa Israel, yang
ada dalam Alkitab saja? Tidak… dalam kehidupan Gereja sekarang inipun mujizat
Allah tetap terjadi. Bahkan salah satu tanda kehadiran Allah ditengah-tengah
GerejaNya, Allah melakukan mujizat di tengah-tengah GerejaNya.
Saudara/I
yang dikasihi Tuhan, hidup kita ini penuh dengan mujizat. Ketika kita berbicara
tentang mijizat, tidak sebatas yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang
sudah divonis oleh dokter tidak sembuh lagi jadi sembuh. Bahkan sesungguhnya ketika
suamimu yang sudah bertahun-tahun tidak
beribadah, dan tiba-tiba ia berkata mama minggu ini kita harus beribadah,
itupun mujizat. Hai engkau suami-suami, mungkin engkau mempunyai istri yang
kecepatan mulutnya itu 150 km/jam sehingga tidak ada kesempatan berbicara untuk
orang lain, dan tiba-tiba engkau melihat ada perubahan dari 150 km/jam menjadi
60 km/jam itu pun mujizat. Hai engkau anak-anak muda, di tengah-tengah
persaingan yang semakin ketat dan engkau sudah melayangkan berpuluh-puluh surat
lamaran kerja tetapi selalu ditolak dan ditolak, dan tiba-tiba tanpa engkau duga sebuah instansi
merespon lamaran Anda itu pun sebuah mejizat puji Tuhan…….
Atau
saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, engkau berkata “bagaimana mungkin saya
mengalami mujizat, saya tidak pintar berdoa? Dengar baik-baik Allah melakukan
mujizatNya bukan karena Anda pintar berdoa tetapi Firman Tuhan berkata “JADILAH
SESUAI IMANMU” haleluya………..
1. Allah
yang Melindungi UmatNya (ayat 17)
Perjalanan
yang dilakukan oleh bangsa Isarel merupakan suatu perjalanan yang cukup berat.
Ditambah lagi padang gurun yang harus mereka lewati. Padang gurun bukanlah
suatu tempat yang ramah bagi kehidupan manusia. Suhu siang hari bisa mencapai
60 derajat celcius dan malam hari kurang dari 1 derajat celcius,
binantang-binatang buas yang mematikan seperti: ular padang, kalacengking ,
kelangkaan air dipadang gurun, jelas tanpa perlindungan dan pemiliharaan Allah,
bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir jelas hanya menuju kepada kematian.
Alkitab mencatat tidak ada satu orang pun bangsa Israel mati oleh karena
hal-hal tersebut di atas kecuali karena persungutan.
Bagaimana
Allah melindungi umatNya? Baca keluaran 12:21-22. Allah melindungi umatNya
lewat: TIANG AWAN: Disiang hari memberikan perlindungan dari terik matahari
dalam suhu yang membakar, seolah-olah ada payung rakasasa yang menjadi peneduh
bagi bangsa itu. Dan TIANG API: di malam
hari seolah-olah menjadi selimut raksasa yang memberikan kehangatan dari suhu
dingin yang mematikan dan caya penerangan yang memberikan kemampuan untuk
melihat dipadang yang gelap gulita bila mereka berjalan pada malam hari. Suatu
perlindungan Allah yang sempurna.
Demikian
juga dengan perjalanan kehidupan kita selalu dalam perlindungan dan
pemeliharaan Allah sekalipun ada pandangan dunia yang mengatakan bahwa “ALLAH
TIDAK BEKERJA LAGI DI DALAM DUNIA INI” yakni paham Deisme. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Allah terus dan terus
bekerja di tengah-tengah dunia ini karena Dia adalah ALLAH YANG IMANUEL, Allah
beserta kita. Bahkan Matius 28:20 berkata “DAN KETAHUILAH AKU SENANTIASA
MENYERTAI KAMU SENANTIASA SAMPAI KEPADA AKHIR ZAMAN”. Kalau Allah melindungi,
menyertai dan memelihara kita, adakah yang kita takutkan didunia ini? Tentu
tidak haleluya…….
2. Allah
Menghalau bangsa-bangsa atas umatNya (ayat
18)
Setelah
Israel keluar dari tanah Mesir, ada begitu banyak bangsa yang kuat dan gagah
perkasa yang harus mereka hadapi, bahkan menjadi seteru mereka semisal: bangsa
Yerikho, orang Amori, Feris, Kanaan, Het, Girgasi, dll. Tetapi luar biasanya
bangsa-bangsa tersebut dapat dikalahkan oleh bangsa Isarel, mengapa? Karena Allah yang menghalau mereka,
Allah berperang atas bangsa Israel (Yosua 23:9-10). Jadi bukan karena kekuatan
ataupun gagah perkasanya bangsa Israel.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, inilah yang menjadi alasan mengapa bangsa
Isarel mempunyai komitmen untuk beribadah kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita?
Apa yang menjadi alasan kita untuk beribadah kepada Tuhan? Apakah karena ini
hari minggu kalo nga ibadah nga enak dilihat orang, atau hanya sekedar mendapat
berkat? . Atau saudara yang dikasi Tuhan,
kita menyadari bahwa hidup kita ini tidak lepas dari: Tuntunan Allah,
Mujizat Allah atas hidup kita, Perlindungan Allah dan bagaimna Allah menghalau
setiap musuh-musuh kita. Amin….
Oleh: Pdm. Joel Nababan, S.Th (Ketua Biro Pemuda Gereja Pentakosta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar