SYALOM...SLAMAT DATANG DI BLOGNYA BIRO PEMUDA GEREJA PENTAKOSTA. SEMOGA BLOG INI MENJADI BERKAT BAGI PENGUNJUNG SEKALIAN. TUHAN MEMBERKATI, HALELUYA.........

Senin, 30 Juni 2014

Ibadah Gereja Pentakosta Jl. mangga

          Merendahkan diri merupakan sebuah kalimat yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Banyak sekali ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang merendahkan diri, bahkan sejumlah tokoh-tokoh Alkitab yang dapat kita jadikan sebagai teladan dalam hal merendahkan diri semisal Musa, Salomo dll. Musa ketika dipanggil oleh Tuhan untuk  membebaskan bangsa Israel, dia merasa tidak mampu karena tidak cakap dalam berbicara. Sementara Salomo pada waktu dia menjadi raja bangsa Israel justru meminta kepada Tuhan supaya diberikan hikmat dan pengertian dalam kapasitasnya sebagai raja pada waktu itu (2 tawarik 1:10). Hal  itu disampaikan Pdt. Ev. Drs. K. siburian, S.Th dalam khotbahnya pada Minggu 29 Juni 2014 di Gereja Pentakosta Jl. Mangga. selanjutnya Pendeta Siburian menjelaskan bahwa orang-orang yang merendahkan diri akan berhasil dalam hidupnya (Mazmur 1:3), Umurnya akan di panjangkan dan Tuhan akan memperlihatkan keselamatan (Mazmur 91:16). Sementara ibadah dipimpin oleh bapak Gr. G. Silaban. Dalam ibadah ini juga hadir Pdt. Ev. Diane Evapora Siburian, S.Th ketua Pucuk Pimpinan Gereja pentakosta, sekaligus Gembala Sidang Gereja Pentakosta Jl. Mangga. Juga hadir Pdm. Joel Nababan, S.Th Ketua Panitia Synode Kerja ke 37 gereja Pentakosta dan juga Pdm. T. Siburian Sekretaris Panitia Sinode.
             Selesai ibadah Jemaat Gereja Pentakosta jl. Mangga mengadakan Syukuran atas Ulang tahun bapak Pdt. M. Hutabarat, SH, S.Th, karena memang tepat tanggal 20 Juni yang lalu Pdt. M. Hutabarat genap berusia 70 tahun. Tentunya ini memjadi berkat tersendiri bagi hamba Tuhan ini karena Tuhan masih mempercayakan umur yang panjang kepada beliau. Dan tuhan juga masih memperjayakan pelayanan khususnya di Gereja Pentakosta. Selanjutnya setelah syukuran ulang tahun, acara dilanjutkan dengan rapat Panitia Synode Kerja ke 37 Gereja Pentakosta yang dipimpin oleh ketua Panitia dan Sekretaris Panitia.
_____________________________________________

Foto Momentum




















Vocal Group Kaum Muda GP JL. mangga







Koor Kaum Ibu





Koor Kaum Bapak


_______________________________________


By: Ketua Biro Pemuda Gereja Pentakosta


             



Minggu, 15 Juni 2014

Kehidupan Orang Percaya Paska Pencurahan Roh Kudus


Minggu ini menjadi Minggu pertama paska pencurahan Roh Kudus (Hari ke 50/ Hari Raya Pentakosta). Kalau kita membandingkan kehidupan para murid Tuhan Yesus/orang percaya sebelum dan sesudah hari pencurahan Roh Kudus, maka ada perbedaan yang cukup signifikan. Sebelum hari pencurahan Roh Kudus, apalagi menjelang dan sesudah Yesus mati, kehidupan para murid-murid demikian merosot. Secara psikis mereka hidup dalam ketakutan, kerohanian mereka sangat merosot. Namun Setelah Hari ke 50 ada perubahan yang sangat luar biasa dalam diri murid-murid/orang percaya.
Seperti apa kehidupan orang percaya paska pencurahan Roh Kudus:

1.       Merespon Firman Tuhan secara positif:  artinya mereka percaya akan Firmn Tuhan yang disampaikan oleh para rasul, sekalipun Firman itu mungkin tidak masuk akal mereka atau firman itu menegur hidup mereka, tetapi mereka terima itu dengan penuh sukacita

2.       Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul: Bertekun “berkeras hati dan sungguh-sungguh (bekerja, belajar, berusaha), tetap berpegang teguh. Ada prilaku yang baru dalam kehidupan orang percaya, yakni tekun untuk belajar firman Tuhan. Memiliki kerelaan dan kerendahan hati untuk dididk. Padahal mereka bukanlah  orang-orang  yang buta akan kitab suci.

3.       Bertekun dalam Persekutuan (Yun:Koinonia)   (Fellowship): Adanya hubungan timbal  balik antara satu dengan yang lain. Mereka tidak hanya pendengar saja, atau D4: Datang, Duduk, Diam, Dengkur.  Bertekun dalam persekutuan akan membawa seseorang semakin dewasa. Membangun persekutuan akan menghilangkan rasa egoisme, iri, dengki, sikap mementingkan diri sendiria, acuh tak acuh, dll. Emapat Tugas Gereja: Diakonia, Koinonia, Marturia dan Didaskalia

4.       Bertekun dalam Berdoa: Berdoa manjadi gaya hidup dari pada jemaat mula-mula.

Dampaknya Secara Internal:

1.       Para Rasul Mengadakan Mujizat-mujizat dan Tanda (43)
2.       Tetap Bersatu (44)
3.       Adanya Kebersamaan (44)
4.       Adanya Kepedulian sosial yang Tinggi Terhadap orang lain (45)
5.       Haus akan hal-hal spiritual

Dampaknya secara eksternal
1.       Disukai semua orang
2.       Pelipat gandaan orang-orang yang diselamatkan

KESIMPULAN:  cara hidup Jemaat mula-mula pun harusnya menjadi cara hidup kita juga di akhir jaman ini, sebab kita pun telah mengalami pencurahan Roh Kudus dalam hidup kita amin……



_________________________________________________________________________


Ringkasan Khotbah Pdm. Joel Nababan, S.Th, pada Minggu 15 Juni 2014 di Gereja Pentakosta Mandala-Medan

Minggu, 08 Juni 2014

Memaknai Hari Raya Pentakosta


Dalam kalender gerejawi Minggu ini adalah hari raya Pentakosta, yang  Walau pun dalam pelaksanaannya hari raya Pentakosta gaungnya tidak seperti perayaan-perayaan lainnya semisal; Natal, Paskah yang  kita rayakan setiap tahunnya dengan cukup meriah dan antusias.   Hal itu tidak berarti bahwa hari raya Pentakosta tidak memiliki peran yang penting dalam sejarah perkembangan gereja di muka bumi ini.
            Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tujuh hari raya bagi bangsa Israel yakni: Hari Raya Paskah,  Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Buah Sulung,  Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Peniupan Nafiri, Hari Raya Pendamaian dan Hari Raya Pondok Daun. Hari Raya Pentakosta yang dalam bahasa Ibrani disebut Shavuot, arti harafiah "Minggu-minggu" adalah sebuah hari raya pengucapan syukur bagi bangsa Israel atas hasil panen gandum. Pesta itu dirayakan selama tujuh Minggu setelah hari Paskah. Juga dikenal dengan nama Hari raya Tujuh Minggu Ulangan 6:10.  Dalam tradisi bangsa Israel, Pada hari ini, orang-orang Yahudi datang dari segala penjuru dunia ke Yerusalem  untuk merayakan Shavuot atau Festival panen raya. Pada awalnya  bangsa Israel merayakan hari raya Pentakosta untuk memperingati peristiwa turunnya hukum taurat di gunung Sinai.  Jadi dalam Perjanjian Lama, umat Israel menghayati hari raya Pentakosta sebagai “pencurahan” berkat-berkat Allah di dalam kehidupan mereka, dimana  berkat-berkat Allah tersebut dinyatakan secara spiritual dalam bentuk firman Allah yaitu Taurat, dan berkat Allah secara jasmaniah berupa makanan yang ditumbuhkan oleh Allah melalui hasil panen. Sementara dalam bahasa Yunani istilah Pentakosta berasal dari kata “Pentakoste” yang berarti hari yang kelimapuluh (50). Hari Raya Pentakosta dulunya adalah merupakan perayaan dari agama Yahudi dan sekarang diadopsi oleh umat kristiani (Gereja Barat dan Gereja Timur) dengan merubah maknanya. Dan  pada pertengahan  atau akhir abad II Masehi umat kristiani mulai merayakan Pentakosta sebagai perayaan keristen. Pesta itu menjadi perayaan peringatan akan turunnya Roh Kudus atas jemaat Kristen di Yerusalem, sebagaimana yang diceritakan di Kisah Para Rasul 2, pada hari kelimapuluh sesudah Yesus  bangkit dari antara orang mati (Paskah). Sebagai mana dalam Perjanjian Lama, bahwa perayaan Pentakosta dihayati sebagai pencurahan berkat-berkat Allah atas bangsa Israel, demikian juga halnya dalam Perjanjian Baru perayaan Pentakosta juga dihayati sebagai pencurahan berkat-berkat Allah atas orang percaya yakni turunnya Roh Kudus atas orang percaya di Yerusalem.
            Memaknai Hari Raya Pentakosta, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan antara lain:
1.       Lahirnya Gereja Tidak Terlepas dari Peristiwa Pentakosta
Gereja yang dalam bahasa Yunani dipakai kata ekklesia yang artinya persekutuan dari orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan  masuk ke dalam terangNya yang ajaib (1 Petrus 2:9-10). Singkatnya gereja adalah persekutuan orang-orang percaya. Hadirnya  Gereja di tengah-tengah dunia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Gereja ada bukan karena dirinya sendiri  atau pun karena orang lain. Gereja hadir di tengah-tengah dunia semata-mata karena karya Roh Kudus, lewat peristiwa Pentakosta yang terjadi di kota Yerusalem ribuan tahun yang lalu. Pencurahan Roh Kudus atas orang percaya menjadi titik awal lahirnya Gereja di tengah-tengah dunia ini. Alkitab mencatat pasca pencurahan Roh Kudus ke dunia ada perubahan yang cukup signifikan terhadap orang percaya. Mereka menjadi komunitas orang percaya yang dipersatukan oleh roh Kudus. Pada saat peristiwa pentakosta itulah persekutuan orang percaya mulai terbentuk. Komunitas orang percaya itu terus mengalami perkembangan. Di awali dari 120 orang yang hadir dalam peristiwa pentakosta, bertambah lagi 3000 jiwa dan pada akhirnya oleh karena tuntunan dan pertolongan Roh Kudus, kehadiran Gereja pun menjalar keberbagai belahan dunia (ke ujung bumi). Roh Kudus menjadi penentu dinamika dan pertumbuhan Gereja. Gereja ada, bertumbuh dan berkembang semata-mata oleh Karen Roh Kudus.

2.      Peristiwa Pentakosta Merupakan Penggenapan Akan Janji Tuhan Yesus.
Menjelang kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, Ia berpesan supaya para murid-murid  jangan meninggalkan Yerusalem, karena di kota itulah Yesus akan menggenapi janjiNya. Dalam "Lukas 24:49 Yesus mengatakan “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.". Selanjutnya. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiku di Yerusalem,  dan di seluruh Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi.” Janji ini disampaikan Yesus saat-saat dimana Ia mau terangkat kesorga.  Jauh sebelum Tuhan Yesus terangkat kesorga, jauh-jauh hari Ia juga sudah menyampaikan janji-janjiNya kepada para murid tentang kedatangan Roh Kudus.  Dalam  Yohanes  14:16 Tuhan Yesus berkata: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”.  Yesus juga mengatakan “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes 14:26).
Semua janji-janji yang disampaikan oleh Tuhan Yesus ini digenapi pada peristiwa Pentakosta, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para rasul 2:4 dikatakan “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus”. Penggenapan janji-janji Tuhan Yesus ini tentunya tidak hanya terjadi pada peristiwa pentakosta pertama saja. Pencurahan Roh Kudus atas orang percaya akan terus terjadi selama orang percaya (Gereja) masih berada di tengah-tengah dunia ini. Sebab tanpa Roh Kudus Orang Percaya tidak bisa berbuat apa-apa. itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul 2:39 dikatakan “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

3.      Peristiwa Hari Pentakosta Sebagai Pencurahan Berkat-berkat Allah.
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa peristiwa pentakosta dihayati sebagai pencurahan berkat-berkat Allah atas umatNya baik secara jasmani maupun secara spiritual.  Secara jasmani berupa makanan yang ditumbuhkan oleh Allah melalui hasil panen. Sementara berkat secara spiritual, melalui bentuk Firman Tuhan yakni Taurat. Dan dalam kontek Perjanjian Baru Allah mencurahkan berkatnya lewat peristiwa pencurahan Roh Kudus. Dimana lewat pencurahan Roh Kudus, Allah memberikan “kuasa” (Dunamos) kepada orang percaya Kisah Para Rasul 1:8). Dunamos artinya power atau kekuatan yang dasyat. Ada suatu kekuatan yang dasyat yang menggerakkan murid-muris/orang percaya untuk melakukan sesuatu dan kekuatan itu berasal dari Roh Kudus. Ini  bukanlah sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak (Aktif). Kuasa ini juga yang memberikan keberanian untuk bersaksi tentang Yesus dan karyaNya. Tentunya ini menjadi berkat-berkat yang tidak ada tandingannya bagi orang percaya. SELAMAT HARI RAYA PENTAKOSTA. (Penulis adalah Ketua Biro Pemuda Gereja Pentakosta, dan aktif melayani di Gereja Pentakosta Mandala-Medan)
SELESAI MEMBACA ARTIKELNYA JANGAN LUPA MENINGGALKAN KOMENTARNYA YA…. TUHAN MEMBERKATI, HALELUYA.........
zwani.com myspace graphic comments

Apakah Anda bangga sebagai pemuda Gereja Pentakosta?

.

.
.

.

.
.

Video