Penutupan Sinode Kerja Gereja Pentakosta XXXVI

A. Penutupan Sinode

           Dengan di pukulnya gong kembali, maka Sinode Kerja Gereja Pentakosta XXXVI resmi ditutup oleh Ketua Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta (Pdt. Ev. Diane Evapora Siburian, S.Th), didampingi oleh Sekjen Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta (Pdt. Ev. Drs. K. Siburian, S.Th), Bendahara Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta,sekaligus Ketua Panitia Sinode Gereja Pentakosta XXXVI (Pdm. Drs. E. Nainggolan), Pdt. Simanjuntak, Sekretaris Panitia Sinode Gereja Pentakosta XXXVI (Pdt. H. Siburian) dan disaksikan oleh hamba-hamba Tuhan dan juga sidang Jemaat Gereja Pentakosta yang datang berbagai daerah lebih kurang 350 orang.

                Tepat pukul 10.00 WIB dan dengan mengucapkan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, maka rapat Sinode Kerja Gereja Pentakosta XXXVI ditutup secara resmi. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan ibadah penutupan Sinode Kerja.

Foto Momentum

B. Ibadah Penutupan

                 Ibadah Penutupan Sinode Kerja Gereja Pentakosta XXXVI langsung dipimpin oleh Ketua Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta, Pdt. Ev. Diane Evapora Siburian, S.Th. Tampil sebagai Pengkhotbah, Ketua Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta mengambil Nats firman Tuhan dari Yakobus 3:16 "Sebab Dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat". Dijelaskan bahwa sikap iri hati dan mementingkan diri sendiri bukanlah cerminan sikap hidup kebersamaan. untuk membangun kebersamaan, maka tiap-tiap kita harus membuang ego (yakni mementingkan diri sendiri. Di dalam kebersamaan akan terjalin sukacita. Lebih jauh Pdt. Ev. Diane menjelaskan bahwa sesungguhnya di dalam Alkitab banyak kasus-kasus iri hati dan mementingkan diri sendiri dan segala akibatnya. Semisal: Kain membunuh Habil karena iri hati Kejadian 4, saudara-saudara Yusuf juga iri hati kepadanya Kejadian 37:11 "Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya. Selanjutnya di dalam Lukas 15 juga dicatat bahwa si sulung marah kepada ayahnya karena ayahnya menyambut adiknya yang bungsu yang sudah lama tidak pulang.

                   Kita tidak berjalan sendiri-sendiri tetapi di dalam kebersamaan. Di dalam kebersamaan tersingkirlah egoisme tandas Pdt. Ev. Diane. Sehingga ketika masing-masing kita kembali ketempat pelayanan kita, masing-masing kita tetap dipimpin oleh Roh. Dan setiap pelayan Tuhan harus mau dipimpin oleh Roh. Bagaimana dipimpin oleh Roh? yakni memiliki sikap hidup yang taat dan setia. Dan ketika kita mau dipimpin oleh Roh maka pelayanan kita masing-masing akan berkualitas. akhirnya biarlah pelayanan kita semakin diberkati oleh Tuhan. Selanjutnya diadakan pentahbisan para hamba-hamba Tuhan.

            

Foto Momentum

C. Pentahbisan hamba-hamba Tuhan

                 Setelah selesai ibadah penutupan, acara dilanjutkan dengan pentahbisan hamba-hamba Tuhan mulai dari Pembela Sidang sampai Pendeta. Acara pentahbisan ini langsung dipimpin oleh Ketua dan Sekjen  Pucuk Pimpinan Gereja Pentakosta. Adapun nama-nama hamba Tuhan yang ditahbiskan adalah sebagai berikut:

a. Guru Sekolah Minggu
    1. Marida Harianja

b. Pembela Sidang:
    1. Nuriati Br. Sinaga
    2.Mesliana Br. Pasaribu
    3. Sappe  Sinaga
    4. Sermawati Br, Sianturi
    5. Yanti Rosita Br. Sirait
    6. Ronal Simbolon
    7. Meerni Br Manalu
    8. Royal Hasudungan Simanjuntak

c. Sintua:

    1. Jamson Tampubolon
    2. Ardiben Sihombing
    3. Anggiat Lumban Batu
    4. H.A. Siburian
    5. B. Lubis
    6. Dorlina Br. Sirait
    7. Tiobonur Br. Pandiangan

d. Guri Injil:
    1. T. Hutabarat

e. Pendeta Muda:
    1. Drs Lasmer Nainggolan
    2. Martua Sianturi
    3. Olsen Sinaga
    4. Aston Pardede
    5. Pangihutan Pardede


foto Momentum