SYALOM...SLAMAT DATANG DI BLOGNYA BIRO PEMUDA GEREJA PENTAKOSTA. SEMOGA BLOG INI MENJADI BERKAT BAGI PENGUNJUNG SEKALIAN. TUHAN MEMBERKATI, HALELUYA.........

Selasa, 16 Juli 2013

Pudarnya Nilai Kasih




Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Matius 24:12)


Wang Yue (Yueyue)! Mungkin sebagian besar kita masih akrab dengan nama tersebut. Balita berusia dua tahun ini terbujur kaku dan tergeletak bersimbah darah ditengah jalan akibat di tabrak dan dilindas mobil Van disebuah pusat pasar grosir di kota Foshan Propinsi Guangdong Cina Selatan. Sang sopir berhenti sejenak, namun kemudian melindas tubuh si anak untuk ke dua kalinya lalu kabur.


Peristiwa yang terjadi di minggu ke dua di bulan Oktober 2011 itu telah menyedot perhatian dunia, bahkan sontak membuat masyarakat dunia dan khususnya masyarakat Cina geram dan marah. Sebab berdasarkan rekaman CCTV para pedagang yang tokonya berada disimpang jalan pun tidak ada yang panik. Dan lebih kurang delapan belas orang yang lalu lalang berjalan kaki, yang terekam dalam kamera tersebut tak satu orang pun yang memberikan pertolongan kepada Wang Yue. Masyarakat Cina yang melihat rekaman kamera tersebut menumpahkan kekesalannya di media jejaring sosial internet dengan mengatakan bahwa Cina telah menjadi dunia tanpa moral, masyarakat begitu acuh tah acuh, sehingga tak berperasaan.
Kejadian diatas mengingatkan penulis  akan sebuah peristiwa yang terjadi dua ribu tahun yang lalu dan tidak kalah mirisnya dengan peristiwa di atas. Dimana seorang anak manusia juga terbujur kaku dipinggir jalan, sekujur tubuhnya penuh dengan bekas aniaya dan harta bendanya dijarah sampai habis dan malangnya tidak ada orang yang langsung menolongnya, bukannya tidak ada orang yang lewat. Dalam peristiwa itu dicacat orang pertama dan kedua  lewat. Kedua-duanya kaum rohaniawan, mengerti akan Firman Tuhan, orang yang dipanggil Allah secara khusus  untuk melayani di Kemah Suci. Mereka adalah orang yang di kenal oleh orang Yahudi. Itu sebabnya ketika orang yang teraniaya itu melihat orang tersebut, betapa senangnya hatinya sebab yang datang adalah Imam dan orang Lewi. Namun pikirannya meleset. Orang yang justru di harapkan sebagai sumber pertolongan itu hanya melihat lalu melewatinya  dari seberang jalan (Lukas 10:31). Orang kedua juga hanya mempertontonkan hal yang sama dengan orang pertama tadi “dimana ia hanya melihat lalu melewatinya dari  seberang jalan (Lukas 10:32)
Pembacaan nats Firman Tuhan di atas menegaskan bahwa  “kasih  kebanyakan orang akan semakin dingin.” “Dalam terjemahan lain dikatakan kasih orang banyak tawarlah kelak” Ayat ini memberikan warning kepada umatNya, bahwa bencana rohani yang amat dasyat akan menimpa umat Kristiani di belahan dunia. Kegersangan rohani akan terjadi dimana-mana.  kasih mengalami kepudaran dari dalam diri manusia. Pudarnya nilai kasih dari kehidupan manusia tidak hannya melanda orang-orang tertentu. Siapapun bisa dilanda kegersangan kasih, kepudaran kasih, kasihnya semakin dingin, baik orang awam, bahkan pelayan Tuhan sekalipun. Dan itulah yang sedang terjadi akhir-akhir ini, dimana kasih tidak lagi menjadi center kehidupan manusia. Pembicaraan seputar kasih hanya sekedar retorika belaka, hanya sekedar tema-tema khotbah yang mengenakkan telinga, pemanis bibir saja, baik ditengah-tengah lingkungan, berjemaat, dan keluarga. Kasih sepertinya sudah menjadi barang yang langka,  jarang ditemukan dalam kehidupan nyata. Pdt. Dr. Eka Darmaputera dalam bukunya 365 ANAK TANGGA MENUJU HIDUP BERKEMENANGAN, Mengatakan “Tanda manusia semakin beradap adalah bahwa ia semakin mampu mengasihi”. Bahkan lebih jauh dikatakan “kita bisa bertumbuh kesegala hal dan kesegala jurusan, tetapi kalau kasih tidak bertumbuh, maka hal ini sama saja dengan tidak bertumbuh sama sekali”. Dan rasul Paulus menegaskan kepada Jemaat Korintus, “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkann tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku”.
Sudah sepatutnyalah kita (baca: Orang Percaya) menjadi garda terdepan dalam merealisasikan kasih dalam hidup dan kehidupannya. Bukan malah seperti yang  delapan belas  orang yang lalu lalang namun tidak mengambil tindakan apa-apa terhadap bocah dua tahun yang terbujur kaku di jalan, atau tidak seperti dua rohaniawa (Imam dan orang Lewi) yang tidak respon terhadap orang yang teraniaya itu. Namun kita harus seperti  wanita tua pengumpul sampah yang bernama Chen Xianmei, dan seperti orang Samaria yang murah hati. Meskipun kedua orang  ini termarjinalkan namun hidupnya penuh dengan nilai kasih. Ingat kasih yang pudar atau yang dingin itu bisa melanda siapa saja, itu 


Oleh: Joel Nababan, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELESAI MEMBACA ARTIKELNYA JANGAN LUPA MENINGGALKAN KOMENTARNYA YA…. TUHAN MEMBERKATI, HALELUYA.........
zwani.com myspace graphic comments

Apakah Anda bangga sebagai pemuda Gereja Pentakosta?

.

.
.

.

.
.

Video